Penduduk Rumah Lagan Saeh Menuntut Janji Ditepati BN
 
NIAH - Baru-baru ini rombongan Pakatan Rakyat telah pergi ke Rumah Lagan, Saeh, Niah dalam parlimen Sibuti. Penduduk di situ menyambut baik kedatangan rombongan Pakatan Rakyat yang terdiri daripada wakil PAS, DAP dan PKR. Diantara wakil Pakatan Rakyat yang hadir terdiri dari YDP PAS Miri, ketua pemuda PAS Sibuti Robby Tandang, YB Alan Ling DAP, PKR Sibuti Abun Lim, Bill Kayong dan lain-lain.Perjalanan dari bandaraya Miri ke Ruman LaganSaeh mengambil masa lebih dari 1 jam. Kebanyakan penduduk di situ berbangsa Iban dan mereka bekerja sebagai petani.

Dalam perjalanan menuju ke rumah Lagan Saeh, terdapat sebuah papan tanda projek menaiktaraf jalan kampung Rumah Lagan Saeh, Niah. Menurut penduduk di situ, papan tersebut sudah lama terpacak disitu sejak tahun 2009  sampai sekarang belum ada tanda-tanda jalan tersebut akan diturap dengan tar dan sebagainya tetapi masih jalan batu berpasir.
Mereka juga mengadu tentang masalah tanah mereka yang diceroboh oleh syarikat perladangan dalam kawasan tanah mereka. Sekarang ini banyak tanah kebun kawasan orang asal Sarawak dicerobohi oleh syarikat perladangan untuk menanam kelapa sawit.

Mereka juga mengadu harga kelapa sawit pekebun kecil lebih murah kalau dibandingkan dengan harga pasaran disebabkan kilang memproses kelapa sawit terlalu sedikit dibandingkan dengan ladang kelapa sawit yang terlalu banyak sekarang di Sarawak. Mereka jadi mangsa golongan kapitalis yang hanya mengambil kesempatan atas kesempitan pekebun kecil.

Menurut mereka tanah tempat mereka tinggal sudah lama diberi kelulusan sejak zaman British lagi. Mereka ada menunjukan surat pengesahan dari pejabat DO yang tercatit sejak tahun 1955. Mereka sudah banyak kali mengadu kepada wakil rakyat, Pegawai Dearah (DO) dan pejabat tanah dan ukur untuk mengambil tindakan tetapi segala aduan mereka tidak diambil tindakan.

Mereka sangat kecewa dan berharap agar pihak Pakatan Rakyat dapat menyuarakan masalah mereka ini kepada pihak atasan agar masalah mereka dapat didengar dan dapat diselesaikan dengan segera.

Selain masalah jalanraya dan tanah, mereka juga menghadapi masalah bekalan letrik dan air. Sehingga kini mereka masih menggunakan genset atau generator untuk menyalur letrik ke rumah mereka. Begitu juga dengan masalah air yang kerap kali terputus walaupun mereka sudah banyak kali membuat aduan kepada pihak yang berkenaan.

Kami dari pihak Pakatan Rakyat mengesa agar pihak kerajaan dan mereka yang berkenaan segera menyelesaikan masalah rakyat yang terpinggir dan tertindas ini.
Mereka menuntut agar kerajaan dapat kembalikan hak tanah mereka yang telah diceroboh itu supaya dikembalikan semula dan projek jalan ke kampung mereka yang tertangguh selama ini dapat segera dilaksanakan.

Jangan hanya pandai berjanji tetapi tidak ditepati. Jangan lupa janji yang lalu yang masih belum ditepati lagi.

Jofri Jaraiee
PAS Miri, Sarawak

English version
Lagan House Residents Saeh Demanding BN Promises
NIAH - Recently Pakatan Rakyat delegation went to Lagan house, Saeh, Niah in Sibuti parliament. Villagers welcomed PR group comprising representatives from PAS, DAP and PKR. Among the PR representatives present consists of PAS Miri Chief, Sibuti PAS Youth chief Robby Tandang, the Honourable Alan Ling DAP, PKR Sibuti Abun Lim, Bill Kayong and others.

Travel from the Miri city to the Rumah Lagan Saeh takes more than 1 hour. Most of the people there were Iban and they work as farmers.

The way to the Rumah Lagan Saeh, there is a road upgrading project signboard Rumah Lagan Saeh village, Niah. According to the residents, the board has long been anchored at there since 2009 until now no signs the road will be paved with tar and so on but still sandy gravel road.


They also complained about the problems of their land, which encroached by the plantation companies in their land. Now, a lot of Sarawak indigenous farmland areas encroached by the company to plant oil palm plantations.

They also complained that the price of oil palm of smallholders is cheaper compared to the market price due to palm oil mill is too little compared to oil palm plantations that are too many now in Sarawak. They become victims of the capitalists who just take advantage of the difficulties of smallholders.

According to them the land where they live has long been approved since the British era. They have showed a letter from the DO office as stated since 1955.

They have many times complained to elected representatives, District Officer (DO) and office of Lands and Survey to take action but their complaints are not being addressed.

They are very disappointed and hope that the Pakatan Rakyat is able to express their problems to the higher authority that their problems could be heard and be resolved more quickly.

In addition to the road and land problems, they also face the problem of water and electricity supply. Until now they are still using the gensets or generator to transmit electricity to their homes.

Similarly, water problems are often disconnected even though they have many times made ​​a complaint to the concerned authorities.

We are from the Pakatan Rakyat urges the government and those concerned immediately solve the problem of people who are marginalized and oppressed.

They demanded the government to restore the rights of their land that was invaded to be reinstated and the road projects to their village which has been delayed, it can be immediately implemented.

Do not just good at promised but not fulfilled. Do not forget that past promises still yet to be fulfilled.