Rumah Setinggan Diroboh Tanpa Notis

Menurut salah seorang penduduk yang tinggal di kawasan tersebut memberitahu pihak kami, sebelum operasi meroboh rumah berlaku, pihak imigresen dengan kerjasama pihak Pasukan Gerakan Am (PGA) menahan keluarga yang berada dalam rumah terlebih dahulu sebelum ope rasi meroboh rumah dimulakan.
Mereka yang ditahan telah dihantar ke pusat Depot tahanan Imigresen di Bekenu. Seramai lebih kurang 80 orang yang ditahan tidak memiliki dokumen pengenalan diri termasuk kanak-kanak dan bayi. Menurut penduduk dan keluarga yang masih tinggal disitu memberitahu pihak kami, ada juga diantara keluarga mereka yang memiliki kad pengenalan ditahan bersama dalam Operasi penangkapan PATI (Pendatang Asing Tanpa Izin) secara besar-besaran itu.
Kebanyakan penduduk setinggan disitu berasal dari Sabah dan kebanyakan mereka bekerja sebagai buruh pembinaan di kawasan perumahan. Mereka sudah menetap di situ hampir 20 tahun dan selama ini tiada tanda-tanda yang tempat tinggal mereka akan diroboh atau mereka diarah pindah. Menurut penduduk yang ditemui mengatakan sebelum ini ada pegawai dari Jabatan Tanah dan Ukur datang memberitahu mereka yang kawasan tempat mereka tinggal sekarang akan dikekalkan sebagai penempatan dan tiada arahan untuk berpindah.
Menurut mereka lagi kalau pun pihak berkuasa hendak meroboh rumah mereka sekurang-kurangnya beri notis amaran untuk mereka bersiap sedia untuk pindah atau sekurang-kurangnya pakaian, barang dapur serta peralatan rumah mereka tidak rosak akibat diroboh. Banyak perkakas rumah mereka rosak akibat tiang rumah mereka dipotong menggunakan gergaji rantai.
Setelah bertahun-tahun mereka menetap disitu, mengapa sekarang pihak berkuasa hendak menahan mereka? Kalau pun ada diantara mereka pendatang tanpa izin, pihak berkuasa janganlah meroboh rumah mereka yang sudah lama menetap di situ yang juga memiliki kad pengenalan diri.
Mereka amat kesal cara pihak berkuasa menangani masalah mereka yang dianggap pendatang asing tanpa izin sedangkan sebahagian daripada mereka ada memiliki pasport dan kad pengenalan.

Mereka yang disahkan sebagai PATI hanya perlu ditahan tanpa perlu meroboh tempat tinggal mereka. Selepas rumah mereka diroboh, sebahagian dari keluarga mereka tinggal dalam keadaan tidak menentu seperti penduduk ditimpa bencana alam kerana tiada lagi tempat untuk mereka berteduh.
Sekarang mereka hanya tinggal sementara di bawah runtuhan rumah mereka yang sudah diroboh dalam keadaan yang agak bahaya sekiranya ada tiang-tiang yang terjatuh atau runtuh pada bila-bila masa.
Mereka juga mengadu yang peralatan elektrik serta generator mereka dirosakkan semasa operasi meroboh dijalankan. Ada juga yang tinggal dalam khemah atas sumbangan orang ramai yang simpati dengan nasib mereka.

Mereka menuntut pihak berkuasa agar bersikap adil keatas mereka sebab mereka juga manusia bukannya haiwan yang dilayan sebegitu rupa tanpa ada perasaan belas kasihan terutama keatas anak-anak kecil dan bayi yang perlu tempat perlindungan dan ada juga yang masih dalam tahanan di Depot Imigresen.

Kita mengesa pihak berkuasa bertindak secara profesional dalam menghadapi PATI dan setinggan tanpa dokumen pengenalan diri yang kebanyakannya adalah penduduk asal Sarawak agar mereka juga diberi peluang untuk mereka mencari tempat tinggal agar mereka tidak terbiar begitu saja dan akan menjadi masalah sosial setelah rumah mereka dirobohkan.
Kerjasama dengan pihak berkuasa amat dihargai untuk mengatasi masalah setinggan dan mereka yang tidak memiliki Kad Pengenalan ini sepatutnya ditangani secara adil tanpa perlu bertindak diluar sikap perikemanusiaan. Sediakan tempat tinggal sementara buat mereka supaya kehidupan mereka tidak terbiar.
Jofri Jaraiee
PAS Miri, Sarawak
English version
Squatter’s house demolished Without Notice
MIRI - The squatters in Pujut 5 was very disappointed with the attitude of the authorities that suddenly demolish their homes as early as 3 am on the 19th Mac 2015 when they were still sleep. There are
approximately 13 houses were demolished during the operation.
According to one of the residents who lives in the area told us, before demolition occurs, the immigration authorities in cooperation with the General Operations Force (GOF) detain families residing in the house before the house demolition began.

Most of the squatters there are from Sabah and many of them work as laborers in the construction of residential areas. They have lived there for almost 20 years and all this while there is no indication that their homes will be demolished or ordered them to move. According to residents interviewed said that previously there were officials from the Department of Lands and Surveys come tell them the areas where they live now will remain as the placement and no orders to evacuate.

After many years they lived there, why now the authorities want to hold them? If any of them illegal immigrants, the authorities must not demolish their homes which have long been settled there who are also have identification cards.

They deeply regret the way the authorities deal with their problems which are considered illegal immigrants, while some of them have had passports and identity cards.
Although there are elected representatives said that the operation against illegal immigrants (PATI) on a large scale is not necessary to be given a notice but most of them arrested were squatters that had long been settled there. The authorities do not have to demolish their homes inhuman manner as in the home there are small children and babies who need a place to stay.

Now they only stay temporarily in the rubble of their home which was demolished in a state of considerable danger if any pillars that fall or collapse at any time. They also complain that their electrical equipment and generator damaged during demolition occurs. There is also living in tents on the contribution of the public who sympathized with their plight.

They demanded the authorities to be fair on them, because they are also human beings and not animals that are treated in such a way without compassion, especially on small children and babies who need shelter and some are still in detention at the Immigration Depot.

We urge the authorities to act professionally in dealing with PATI and undocumented squatters who are mostly natives of Sarawak so that they are given the opportunity for them to find a place to stay so they would not neglected offhand and will become a social problem after their homes were demolished.
Cooperation with the authorities is very much appreciated to overcome squatter problem and those who do not have identity cards should be treated fairly without having to act outside humanitarian attitude.Provide a temporary shelter for them so that their lives were not idle.
0 Comments Received
Post a Comment