Selamatkan
Tanah Warisan Penduduk Miriek
MIRI - Masalah
pertikaian tanah antara pemaju dan kaum Jati Miriek masih belum dapat
diselesaikan. Pemaju telah meletakkan papan tanda larangan masuk di tanah para
pekebun di Pujut Padang Kerbau. Para pekebun telah mengadu hal ini kepada pihak
kami agar masalah mereka diberi perhatian yang sewajarnya oleh pihak berkuasa.
Mereka khuatir
kalau pihak berkuasa tidak campur tangan dalam masalah pertikaian ini dengan
segera mungkin ianya boleh mencetus perkara yang tidak diingini berlaku
diantara pemaju dengan penduduk kampung yang memiliki tanah tersebut. Seramai
lebih dari 2000 penduduk termasuk ahli keluarga mereka akan terjejas sekiranya
masalah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik menurut penduduk yang kami
temui.
Walaupun sebelum
ini wakil penduduk kampung Pujut bersama dengan wakil rakyat menyuarakan
masalah mereka dengan pegawai di Jabatan Tanah dan Ukur Miri tetapi sehingga
kini masalah tersebut masih belum dapat diselesaikan dengan baik diantara
penduduk kampung dan pemaju.
Kita telah melawat
kawasan tapak pertanian penduduk kampung
Pujut yang seluas lebih dari seribu ekar itu dan penduduk mendakwa yang status
tanah tersebut adalah tanah NCR. Sebelum ini mereka juga pernah menghadapi
masalah dengan pemaju dimana pemaju telah menceroboh tanah pertanian mereka
semasa menyambut awal bulan syawal beberapa tahun yang lalu. Tanah pertanian
mereka telah dimusnahkan dan mereka hanya diberi ganti rugi yang tidak berbaloi
dengan usaha mereka selama ini.
Mereka tidak mahu
peristiwa lalu berulang kembali dan mereka akan terus mempertahankan tanah
mereka dengan apa cara sekali pun sebab itulah satu-satunya tanah warisan datuk
nenek moyang mereka yang masih tinggal untuk diwarisi oleh generasi akan
datang. Mereka mahu pihak berkuasa dapat mencegah pihak pemaju dari terus
menceroboh tanah warisan mereka dari diambil oleh pihak pemaju dan mereka mahu
pihak berkuasa memberi mereka hak milik yang kekal keatas tanah tersebut.
Orang Miriek sudah
turun temurun menetap di Miri sebelum kedatangan pemaju yang bukan asal dari
Miri datang melabur disitu. Kubur lama keturunan mereka juga ada sebagai bukti
mereka sudah lama menetap disitu, Mengapa pemaju yang datang dari luar dengan
mudah mendapat tanah warisan mereka sedangkan mereka sudah banyak kali memohon
hak milik tanah tetapi pemohonan mereka sentiasa kurang mendapat perhatian yang
sewajarnya dari pihak yang berkenaan.
Kebanyakan penduduk
Miriek yang tinggal di Pujut adalah petani dan tanpa tanah tempat mereka
bercucuk tanam sudah tentu sukar bagi mereka mencari hasil pendapatan untuk
menyara kehidupan harian dari hasil petanian mereka. Mungkin satu hari nanti,
generasi mereka akan hidup seperti ‘Red Indian’ menumpang di tanah air sendiri
sekiranya semua tanah warisan mereka diberi kepada pihak pemaju.
Kita mengesa pihak
berkuasa khususnya Datuk Petinggi Tan Sri Adenan Satem, Ketua Menteri Sarawak
perlu melakukan sesuatu untuk menyelesaikan dan menyelamatkan tanah warisan
Miriek ini dari pupus dan jatuh ketangan golongan kapitalis yang hanya mencari
keuntungan tanpa memperdulikan nasib kaum asal di tanahair Sarawak ini
Pihak berkuasa
perlu juga menyiasat mengapa masalah tanah penduduk asal semakin banyak dijual
atau dimiliki oleh orang asing dan dimiliki oleh mereka yang ada kepentingan
dengan pihak tertentu. Mengapa penduduk asal sukar untuk mendapat hak milik
tanah dan pihak pamaju pula dengan mudah diberi tanah berstatus hak milik?
Persoalannya
sekarang siapa yang mengadaikan tanah warisan penduduk Miri di Pujut dan siapa
yang bertanggunjawab memberi hak milik kepada pemaju untuk mengambil tanah
mereka? Mengapa apabila penduduk asal memohon hak milik tanah sukar untuk
diluluskan?
Kalau perkara ini
tidak dibendung dari awal tidak mustahil satu hari nanti penduduk asal di
Sarawak seperti kaum ‘Red Indian’ di Amerika dimana mereka jadi kaum yang
terpinggir dari arus pembangunan dan mereka tidak memiliki tanah sendiri untuk
diusahakan. Mereka tidak mampu hendak membeli rumah dari pemaju yang terlalu
mahal dan sukar untuk mencari rezeki selain bercucuk tanam.
Kita mencadangkan
kepada pihak berkuasa terutama kepada Ketua Menteri Sarawak, agar setiap
penduduk Sarawak yang tiada tempat tinggal dan tiada tempat untuk bercucuk
tanam perlu diberi tanah lot untuk meneruskan kehidupan harian mereka. Hak
milik tanah orang Melayu dan Bumiputera asal Sarawak perlu diwartakan dan
dilarang dijual dengan pelabur asing. Mereka hanya boleh menjual dikalangan
ahli keluarga dan bangsa mereka sendiri.
Harap masalah
penduduk asal atau penduduk tempatan di Miri khususnya yang tidak memiliki
tanah sendiri perlu diberi perhatian oleh pihak berkuasa tanpa mengira kaum,
agama dan fahaman politik.
Jofri Jaraiee
PAS, Sarawak
English version
Save
the ancestral lands of Miriek population
MIRI - Land
disputes between developers and the Jati Miriek still unresolved. The
developers have put signboard no entry at the land of the farmers in Pujut
Padang Kerbau. The farmers have complained this case to us so that their problems
are given an appropriate attention by the authorities.
They fear that if
the authorities do not intervene in this dispute matter immediately maybe it
can trigger undesirable things happen between developers with the residents who
own the land. A total of more than 2000 residents including their families will
be affected if this issue cannot be resolved properly according to the
residents that we meet.
Even before this
the representatives of Pujut villagers along with the elected representatives
voiced their concerns with the officials at the Department of Lands and Surveys
Miri but until now the issue has yet to be resolved amicably between residents
and developers.
We have visited the
agricultural site area of Pujut villagers that is over than a thousand acres,
and residents claimed the status of the land is the land of NCR. Previously
they also have a problem with developers where the developers had invaded their
agricultural land while celebrating the beginning of Shawwal a few years ago.
Their agricultural land was destroyed and they were given compensation that is
not worth it with their efforts all this while.
They do not want
the past incident recurrence and they will continue to defend their land by any
means because that is the only land of their forefathers heritage that remains
to be inherited by future generations. They want the authorities to prevent the
developer from continuing to encroach on their ancestral lands from taken by
the developer and they want the authorities to give them permanent ownership over
the land.
Miriek people have
lived for generations in Miri before the arrival of developers which is not the
origin of Miri come to invest there. Old graves of their descendants are also
as evidence they have long settled there. Why the developers who come from
outside easily get their ancestral lands while they had many times apply land
titles but their application is always less got appropriate attention from the
relevant authorities.
Most of the Miriek
people living in Pujut are farmers without land where they were farming it will
be difficult for them to find the income to support the daily life from their
agriculture produce. Maybe one day, their generation will live like 'Red
Indian' rent in their homeland if all the ancestral lands was given to the
developer.
The authorities
should also investigate why the land issue of the original inhabitants is
increasingly sold or owned by foreigners and held by those that have interest
to certain parties. Why the native is difficult to get ownership of the land
and the developer are easily given freehold land?
If the case is not
addressed from the beginning it is not possible that one day the original
inhabitants in Sarawak is like the 'Red Indian' in America where those become
marginalized from the mainstream of development and those do not have their own
land to work on. They cannot afford to buy a house from developers that are too
expensive and difficult to make a living other than farming.
We suggest to the
authorities, especially to the Chief Minister of Sarawak, so that each
population of Sarawak homeless and no place for farming should be given a lot
of land to continue their daily lives. The Malay land titles and Sarawak
Bumiputera origin must be gazetted and prohibited for sale to foreign investors.
They can only sell among family members and their own people
Hope issues of
natives or local residents in Miri especially who do not have their own land
should be given attention by the authorities, regardless of race, religion and
political affiliation.
Read more...